Alloh swt berfirman dalam Al Qur'an :
QS An Nahl;
68-69
Dan Rabbmu
mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari
tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan
(bagimu). ‘Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi
orang-orang yang memikirkan.”
Allah
Subhanhu Wa Ta'ala telah memuliakan madu dengan menjadikannya minuman untuk
penduduk surga, “Dan sungai-sungai dari madu yang disaring. Dan mereka
memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka….”
(QS. Muhammad : 15).
Penderita dibetes umumnya mempunyai masalah dalam hal produksi Insulin yang mana dibutuhkan untuk mengurai zat gula (terutama sukrosa / jenis gula disakarida) agar bisa diserap oleh tubuh.
Kadar gula dalam madu (fruktosa / jenis gula monosakarida) dapat langsung diserap oleh tubuh, tanpa membutuhkan Insulin.
Dr. Jamal Burhan dari universitas Iskandariyah Mesir telah melakukan uji coba madu bagi penderita diabetes. Hasilnya madu terbukti secara alamiah sangat efektif untuk mengobati luka pada penderita diabeteas.
Pada tahun
1953, para ilmuwan Jerman: Karneim dan kawan-kawannya menyatakanbahwa 50% gula
buah (sukrosa) di dalam tubuh akan berubah menjadi zat glikogen yang bermanfaat
bagi pasien diabetes. Kenyataan ini sampai kepada para ilmuwan Eropa, seperti
Hatsnison, Amoes, dan Toebys. Mereka menyebutkan bahwa madu obat adalah bahan
pembersih makanan dan minuman terbaik. Pemberian madu kepada pasien diabetes
sebanyak 20 gram saat berbuka puasa, 20 gram setelah waktu zhuhur, tanpa
perubahan apa pun pada pengobatan harian mereka, tidak akan meningkatkan kadar
gula darah. Madu yang digunakan harus alami, bukan sebaliknya.
Pada tahun
1971, di Negara Kakuta, wilayah Wisconsin, Amerika, tersebar kisah insinyur
Amerika penderita diabetes. Setiap pengobatannya selalu mengalami kegagalan
karena komplikasi penyakit. Para tetangga menasihatinya untuk mengonsumsi madu
sebagai zat pembersih makanan dan minumannya. Dia disarankan untuk menghindari
gula putih. Dia menyerahkan urusannya kepada para dokter. Akan tetapi, mereka
menolaknya dan mengatakan bahwa madu akan menambah buruk keadaannya. Meskipun
dicegah, dia tetap mengonsumsi madu sebagai bagian dari makanan dan minumannya.
Dia mengatakan bahwa setelah mengonsumsi madu sebagai bahan pembersih makanan
dan minumannya disertai penjagaan (controling), kadar gula di dalam darahnya
menurun drastis dan keadaannya juga semakin membaik.
Ketika hal itu dipublikasikan, dua orang
berkebangsaan Amerika (suami istri) yang menderita diabetes beralih mengonsumsi
banyak madu dan buah. Dan pada akhirnya, sepasang suami-istri tersebut sembuh dari
penyakit diabetes. Dengan demikian, jelaslah bahwa mengonsumsi madu dan banyak
buah sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.